Pages

Ads 468x60px

Jumat, 28 Maret 2014

Misteri Hilangnya MH370

Pencarian masih terus dilakukan atas pesawat Malaysia Airlines yang dinyatakan hilang kemarin. Dalam pesawat jenis Boeing 777-200 ini terdapat 227 penumpang dan 12 awak. Di antara penumpang terdapat dua bayi.


CEO Grup Malaysian Airlines Group (MAS), Ahmad Jauhari Yahya menyebut pesawat diterbangkan oleh pilot senior, Zaharie Ahmad Shah (53).
Pria berkebangsaan Malaysia tersebut, sudah mengabdi selama 33 tahun di MAS sejak tahun 1981. Zahari secara total sudah memiliki sebanyak 18.365 jam terbang.
“Adapun Co-pilot dari Kapten Zaharie adalah perwira pertama Fariq Ab.Hamid, berusia 27 tahun, berkebangsaan Malaysia, dan total memiliki 2.763 jam terbang. Fariq telah bekerja di MAS sejak tahun 2007,” kata Ahmad Jauhari,
Pesawat berangkat lepas landas dari Kuala Lumpur pada pukul 00.41 waktu setempat dan dijadwalkan mendarat di Beijing pada 06.30. Namun, di tengah perjalanan, hubungan dengan menara pengawas terputus. Kabar terakhir, pesawat diduga jatuh di wilayah udara Vietnam.

Berikut menit-menit menjelang hilangnya pesawat itu:
Sabtu (8/3)
Pukul 00.41
Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 tinggal landas dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA), dengan 239 orang di atasnya.
Pukul 01.30
Sinyal MH370 menghilang dari radar Departemen Penerbangan Sipil Malaysia. Pesawat juga tak memasuki wilayah udara Cina atau membuat kontak dengan menara pengawas negeri itu.
Pukul 06.40
Pesawat dijadwalkan tiba di Beijing, Cina. Kerabat penumpang yang menjemput mulai cemas.
Pukul 10.15
Pesawat dikabarkan mendarat darurat di Bandara Nanning di Cina Selatan.
Pukul 10.45
MAS mengkonfirmasi pendaratan darurat itu tak benar. MH370 masih dinyatakan hilang.
Pukul 12.00
CEO MAS, Ahmad Jauhari Yahya, menggelar konferensi pers. Ia menyatakan kontak terakhir MH370 pada 120 mil timur Kota Baru, di atas Laut Cina Selatan.
Pukul 12.50
Sinyal pesawat MH370 terdeteksi di Vietnam, namun dibantah Badan SAR Vietnam.
Pukul 13.00
Cina mengirim dua kapal SAR ke Laut Cina Selatan untuk membantu pencarian pesawat itu.
Pukul 13.10
Kedutaan Malaysia di Beijing membuka hotline untuk keluarga penumpang pesawat MH370.
Pukul 13.30
Pemerintah Vietnam mengkonfirmasi pesawat terakhir melakukan kontak di wilayah udara provinsi Ca Mau, meminta ditransfer ke pengawas lalu lintas udara di Ho Chi Minh City. Namun transfer tak pernah terjadi.
Pukul 14.00
Manifes pesawat MH370 diumumkan ke publik.
Pukul 16.20
Pemerintah Vietnam mengumumkan pesawat MH370 hilang di wilayah udara mereka.
Pukul 18.00
Vietnam, Singapura, Filipina, dan Amerika Serikat mengumumkan bergabung dengan Malaysia melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
Pukul 21.00
Laporan menyatakan Departemen Penerbangan Sipil Vietnam mendeteksi dua lokasi tumpahan minyak dalam jumlah besar di dekat pesisir selatan negara itu.
Pukul 23.00
Dua orang yang namanya muncul dalam daftar manifest penumpang pesawat Malaysia Airline MH370 ternyata tidak di pesawat. Namun keduanya mengaku telah melaporkan paspor mereka dicuri. Dua nama penumpang itu adalah Luigi Maraldi (37), warga Italia dan seorang warga negara Austria Christian Kozel
Minggu (9/3)
Pukul 01.40
24 jam setelah sinyal hilang pesawat belum juga ditemukan.
Pukul 05.00
Muncul pernyataan dari AS tentang dugaan teror berkait dengan paspor palsu yang digunakan penumpang.
Pukul 07.00
The Star memberitakan, pemegang paspor palsu membeli tiket dari China Southern Airlines.

Meskipun Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak telah mengumumkan pesawat MH370 berakhir di sebuah tempat di Samudra Indonesia (Hindia) dan 239 penumpangnya tidak selamat, namun yang terjadi pada pesawat itu masih misterius.
Sejumlah analisis menduga penyebabnya adalah masalah teknis, meskipun pembajakan tak bisa dikesampingkan. Masalah teknis itu berupa anjloknya tekanan udara di dalam kabin hingga kebakaran di kokpit pesawat.
Dugaan terjadinya dekompresi adalah yang paling kuat, terkait dengan temuan di kulit punggung pesawat, di dekat antena penerima satelit komunikasi, yang ditemukan pada tipe pesawat ini oleh otoritas penerbangan amerika (FAA), September tahun lalu. Korosi itu bisa mengakibatkan badan pesawat berlubang dan mengalami dekompresi. Ada pula petunjuk lain yang berkaitan dengan adanya dekompresi.
Setelah menghilang dari radar, MH370 diketahui berbelok ke arah barat dari tujuan awal dan turun dari ketinggian 35 ribu kaki (10,6 km) ke 12 ribu kaki (3,65 km). Mary Schiavo, mantan inspektur jenderal untuk Departemen transportasi AS, mengatakan turunnya ketinggian mungkin karena dekompresi cepat, kebakaran, atau ledakan.
Tidak jelas apa yang selanjutnya terjadi, sehingga pesawat malah menuju Kutub Selatan. Namun, dalam kasus dekompresi pada pesawat Helios Airways sebelumnya, pilot dan kopilot pingsan dan pesawat Boeing 737 yang menyangkut 121 orang itu terbang dengan kemudi otomatis hingga bahan bakar habis.
Ketua Tim Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Mardjono Siswosuwarno membenarkan kemungkinan itu. Namun ia menekankan banyak spekulasi dan fantasi dalam tragedi MH370. "Lebih baik kita menunggu kotak hitamnya ditemukan" katanya. Dalam keterangannya, Menteri Transportasi Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengungkapkan, sejak raib dari radar sipil, MH370 masih sempat "berkomunikasi" -mengirim sinyal- ke satelit Inmarsat sebanyak 6 kali. "Ini konsisten dengan daya tahan maksimum pesawat" katanya.     

Minggu, 16 Maret 2014

Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma

Lapangan Terbang Cililitan (sebelum namanya diganti Halim Perdanakusuma) dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda tahun 1920-an dan merupakan lapangan terbang alternatif selain Lapangan Terbang Kemayoran. Lapangan terbang ini sering dijadikan tempat latihan pesawat terbang Fokker buatan Belanda untuk kawasan Asia Pasifik.

Pada masa pendudukan Jepang, Lapangan Terbang Cililitan dipakai oleh pesawat tempur Jepang untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan sekutu. Setelah Jepang menyerah, maka Lapangan Terbang Cililitan kembali dipakai untuk pesawat tempur Belanda selain Lapangan Terbang Kalijati Bandung. Pada masa pemerintahan Orde Lama Bung Karno (1959-1965), Lapangan Terbang Cililitan berubah nama menjadi Halim Perdanakusuma (Halim PK) dan menjadi Lapangan Udara Utama (Lanuma) TNI-AU karena selain dekat dengan Markas Besar Angkatan Udara (MABAU) di Pancoran, juga berfungsi sebagai Lapangan Terbang VVIP/VIP. Pesawat-pesawat tempur dari Rusia awal tahun 1960-an seperti pesawat pemburu MIG 15, MIG 17, MIG 19, MIG 21, pesawat pembom TU-16, dan pesawat pengangkut Antonov selain Hercules juga sempat menghuni Lanuma Halim PK ini.


Peristiwa G-30S/PKI pernah membuat Halim PK menjadi "lembaran hitam" oleh pemerintah Orde Baru Soeharto karena selalu dikaitkan dengan Tragedi Lubang Buaya yang menewaskan 6 orang Jenderal TNI-AD oleh PKI. Pada awal tahun 1970-an, karena Bandara Kemayoran sudah tidak dapat lagi menampung kepadatan penerbangan baik domestik maupun internasional sementara Bandara Cengkareng baru memulai pembangunannya pada tahun 1975, maka untuk sementara penerbangan internasional mulai tahun 1974 dipindahkan ke Bandara Halim PK.

Pengoperasian Bandara Internasional Halim Perdanakusuma (1974-1984) juga mempunyai kendala yang sama seperti Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, Hussein Sastranegara Bandung, Polonia Medan, dan Tabing Padang. Kendala pertama, karena bandara-bandara ini milik TNI-AU dan oleh karena itu penerbangan pesawat TNI-AU dan kenegaraan (VVIP/VIP) selalu menjadi prioritas utama, karena landasan yang ada hanya satu ditambah lagi dengan alasan keamanan, maka Bandara Halim PK ditutup sementara bila ada kegiatan keberangkatan/kedatangan VVIP RI 1 dan RI 2 dimana waktu yang dibutuhkan paling cepat 15 menit sebelum dan sesudah keberangkatan/kedatangan, karena selain adanya upacara kenegaraan, pesawat tamu negara biasanya parkir di depan gedung VVIP. Kendala kedua, selain terbatasnya lahan tempat parkir kendaraan, juga tidak memadainya pelayanan transportasi umum di Bandara Halim PK karena yang ada hanya taksi selain angkutan umum Trans Halim yang beroperasi diluar bandara.


Pada tahun 2003, akhirnya ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 tahun 2003 tentang Pengoperasian Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma. Pada bagian kedua ayat e Keputusan itu mengatakan bahwa Bandara Halim PK dapat mengoperasikan penerbangan berjadwal dalam negeri dengan persyaratan pesawat yang berkapasitas 110 tempat duduk dan waktu terbangnya kurang atau sama dengan 1 jam terbang dari/tiba ke Bandara Halim PK.     

Sabtu, 08 Maret 2014

Zoo Airport Pertama Di Dunia Ada di Jambi

PT Angkasa Pura II (AP II) akan mengoperasikan konsep bandara terbaru di Indonesia dan dunia. Bandara yang dilengkapi dengan kebun binatang (Zoo Airport) akan dikembangkan oleh AP II di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (DJB), Jambi.


Direktur Teknik dan Kebandarudaraan AP II, Salahuddin Rafi mengatakan, di kota Jambiterdapat satu kebun binatang yang tidak begitu ramai dikunjungi oleh turis wisatawan maupun domestik. Dan jarak kebun binatang ke bandara cukup dekat.
UNTUK meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa penerbangan, Bandara Sultan Thaha Jambi siapkan kapasitas dua juta penumpang per tahun dengan pembukaan terminal barunya.

Pengembangan yang tengah dilakukan PT Angkasa Pura II ini menggandeng Pemerintah Provinsi Jambi. Hal tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi yang telah ditandatangani hari ini oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko dan Sekretaris Daerah Pemprov Jambi Syahrasaddin.

Direktur Utama PT AP II Tri S. Sunoko mengatakan, melalui MoU ini, kedua belah pihak sepakat untuk memproses kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka pembangunan dan pengembangan Bandara Sultan Thaha yang saat ini berkapasitas 400.000 penumpang per tahunnya.

"Kami membutuhkan dukungan dari Pemprov Jambi untuk pengembangan bandara ini dan akan berdampak positif bagi perekonomian Jambi," kata Tri dalam keterangan tertulis resminya, Jakarta, Selasa (29/10/2013).

Menurut Tri, rencana kerja sama AP II dan Pemprov Jambi diantaranya pemanfaatan tanah milik Pemprov Jambi di Talang Bakung seluas 4,7 hektare yang di antaranya akan difungsikan untuk lahan parkir dan fasilitas lainnya guna mendukung operasional bandara.

Selain itu, lanjut Tri, kedua pihak juga akan bekerja sama dalam pengembangan Bandara Sultan Thaha yang mengarah ke konsep eco Airport dan zoo Airport. Hal itu mengingat posisi bandara dan kebon binatang Jambi sangat berdekatan.

"Kami memiliki program penggabungan area Kebun Binatang Taman Rimba di dalam Bandara Sultan Thaha seluas sekitar 14.000 m2 yang nantinya akan menjadi kawasan wisata terpadu. Belum ada bandara lain di dunia yang memiliki konsep zoo airport. Sementara itu, eco airport sudah menjadi tuntutan bagi bandara-bandara yang ada," tutur Tri.

GM Bandara Sultan Thaha Dorma Manalu menambahkan, pembangunan terminal sudah selesai dan saat ini tengah dilangsungkan pengerjaan interior dan kantor operasional sekaligus finishing.

"Dengan terminal baru ini Bandara Sultan Thaha akan memiliki kapasitas 1,5 juta hingga dua juta penumpang per tahun. Jumlah penumpang di 2012 sudah mencapai 1,1 juta penumpang," ujar Dorma.

Saat ini sebanyak empat maskapai melakukan penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Thaha, yakni Citilink, Lion Air, Sriwijaya Air, dan Garuda Indonesia. - See more at: http://ekonomi-bisnis.pelitaonline.com/news/2013/10/30/bandara-sultan-thaha-jambi-gabung-dengan-kebun-binatang#.Uxqdqs44uIU"Kenapa nggak dijadikan satu. Selain ngantar pengunjung itu juga bisa untuk wisata," tambahnya.

Dikatakan Rafi, pemerintah daerah telah menghubungi pengelola Taman Safari Indonesia untuk juga mengelola kebun binatang di Bandara Jambi. Diperkirakan pada tahun 2015, Indonesia akan memiliki bandara berkonsep kebun binatang pertama di dunia. "Ini pertama di dunia," katanya. Selain kebun binatang, di bandara Jambi yang kini telah beroperasi ini pun akan terintegrasi dengan kawasan bisnis, rumah-rumah adat tua yang nantinya bisa jadikan kawasan wisata.
 
Pengembangan yang tengah dilakukan oleh AP II ini menggandeng Pemerintah Provinsi Jambi. Hal tersebut dituangkan dalam Memorandum Of Understanding (MoU) pengembangan Bandara Sultan Thaha Syaifuddin yang telah ditandatangani oleh Direktur Utama AP II, Tri S. Sunoko dan Sekretaris Daerah Pemprov Jambi, Syahrassadin. Rencananya bandara ini nantinya disiapkan berkapasitas 2 juta penumpang per tahun dengan pembukaan terminal barunya.

Direktur Utama AP II mengatakan bahwa, melalui MoU ini, kedua belah pihak sepakat untuk memproses kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka pembangunan dan pengembangan Bandara Sultan ThahaSyaifuddin yang saat ini berkapasitas 400 ribu penumpang per tahunnya.


"Kami memiliki program penggabungan area Kebun Binatang Taman Rimba di dalam bandara ini seluas 14.000 m2 yang nantinya akan menjadi kawasan wisata terpadu. Belum ada bandara lain di dunia yang memiliki konsep Zoo Airport. Sementara itu, Echo Airport sudah menjadi tuntutan bagi bandara-bandara yang ada" Kata Tri.

GM Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, Dorma Manalu menambahkan, pembangunan terminal sudah selesai dan saat ini tengah dilangsungkan pengerjaan interior dan kantor operasional sekaligus finishing. "Nantinya terminal baru ini akan memiliki kapasitas 2 juta ppenumpang per tahun, Karena di 2012 saja sudah mencapai 1,1 juta penumpang" ujar Dorma. 
UNTUK meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa penerbangan, Bandara Sultan Thaha Jambi siapkan kapasitas dua juta penumpang per tahun dengan pembukaan terminal barunya.

Pengembangan yang tengah dilakukan PT Angkasa Pura II ini menggandeng Pemerintah Provinsi Jambi. Hal tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi yang telah ditandatangani hari ini oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko dan Sekretaris Daerah Pemprov Jambi Syahrasaddin.

Direktur Utama PT AP II Tri S. Sunoko mengatakan, melalui MoU ini, kedua belah pihak sepakat untuk memproses kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka pembangunan dan pengembangan Bandara Sultan Thaha yang saat ini berkapasitas 400.000 penumpang per tahunnya.

"Kami membutuhkan dukungan dari Pemprov Jambi untuk pengembangan bandara ini dan akan berdampak positif bagi perekonomian Jambi," kata Tri dalam keterangan tertulis resminya, Jakarta, Selasa (29/10/2013).

Menurut Tri, rencana kerja sama AP II dan Pemprov Jambi diantaranya pemanfaatan tanah milik Pemprov Jambi di Talang Bakung seluas 4,7 hektare yang di antaranya akan difungsikan untuk lahan parkir dan fasilitas lainnya guna mendukung operasional bandara.

Selain itu, lanjut Tri, kedua pihak juga akan bekerja sama dalam pengembangan Bandara Sultan Thaha yang mengarah ke konsep eco Airport dan zoo Airport. Hal itu mengingat posisi bandara dan kebon binatang Jambi sangat berdekatan.

"Kami memiliki program penggabungan area Kebun Binatang Taman Rimba di dalam Bandara Sultan Thaha seluas sekitar 14.000 m2 yang nantinya akan menjadi kawasan wisata terpadu. Belum ada bandara lain di dunia yang memiliki konsep zoo airport. Sementara itu, eco airport sudah menjadi tuntutan bagi bandara-bandara yang ada," tutur Tri.

GM Bandara Sultan Thaha Dorma Manalu menambahkan, pembangunan terminal sudah selesai dan saat ini tengah dilangsungkan pengerjaan interior dan kantor operasional sekaligus finishing.

"Dengan terminal baru ini Bandara Sultan Thaha akan memiliki kapasitas 1,5 juta hingga dua juta penumpang per tahun. Jumlah penumpang di 2012 sudah mencapai 1,1 juta penumpang," ujar Dorma.

Saat ini sebanyak empat maskapai melakukan penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Thaha, yakni Citilink, Lion Air, Sriwijaya Air, dan Garuda Indonesia. - See more at: http://ekonomi-bisnis.pelitaonline.com/news/2013/10/30/bandara-sultan-thaha-jambi-gabung-dengan-kebun-binatang#.Uxqdqs44uIU
UNTUK meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa penerbangan, Bandara Sultan Thaha Jambi siapkan kapasitas dua juta penumpang per tahun dengan pembukaan terminal barunya.

Pengembangan yang tengah dilakukan PT Angkasa Pura II ini menggandeng Pemerintah Provinsi Jambi. Hal tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi yang telah ditandatangani hari ini oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko dan Sekretaris Daerah Pemprov Jambi Syahrasaddin.

Direktur Utama PT AP II Tri S. Sunoko mengatakan, melalui MoU ini, kedua belah pihak sepakat untuk memproses kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka pembangunan dan pengembangan Bandara Sultan Thaha yang saat ini berkapasitas 400.000 penumpang per tahunnya.

"Kami membutuhkan dukungan dari Pemprov Jambi untuk pengembangan bandara ini dan akan berdampak positif bagi perekonomian Jambi," kata Tri dalam keterangan tertulis resminya, Jakarta, Selasa (29/10/2013).

Menurut Tri, rencana kerja sama AP II dan Pemprov Jambi diantaranya pemanfaatan tanah milik Pemprov Jambi di Talang Bakung seluas 4,7 hektare yang di antaranya akan difungsikan untuk lahan parkir dan fasilitas lainnya guna mendukung operasional bandara.

Selain itu, lanjut Tri, kedua pihak juga akan bekerja sama dalam pengembangan Bandara Sultan Thaha yang mengarah ke konsep eco Airport dan zoo Airport. Hal itu mengingat posisi bandara dan kebon binatang Jambi sangat berdekatan.

"Kami memiliki program penggabungan area Kebun Binatang Taman Rimba di dalam Bandara Sultan Thaha seluas sekitar 14.000 m2 yang nantinya akan menjadi kawasan wisata terpadu. Belum ada bandara lain di dunia yang memiliki konsep zoo airport. Sementara itu, eco airport sudah menjadi tuntutan bagi bandara-bandara yang ada," tutur Tri.

GM Bandara Sultan Thaha Dorma Manalu menambahkan, pembangunan terminal sudah selesai dan saat ini tengah dilangsungkan pengerjaan interior dan kantor operasional sekaligus finishing.

"Dengan terminal baru ini Bandara Sultan Thaha akan memiliki kapasitas 1,5 juta hingga dua juta penumpang per tahun. Jumlah penumpang di 2012 sudah mencapai 1,1 juta penumpang," ujar Dorma.

Saat ini sebanyak empat maskapai melakukan penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Thaha, yakni Citilink, Lion Air, Sriwijaya Air, dan Garuda Indonesia. - See more at: http://ekonomi-bisnis.pelitaonline.com/news/2013/10/30/bandara-sultan-thaha-jambi-gabung-dengan-kebun-binatang#.Uxqdqs44uIU

Jumat, 07 Maret 2014

Mengenang Bandara Kemayoran, Legenda Dalam Komik Yang Tak Terurus

Selama dekade 1960 hingga 1970-an, nama Bandara Kemayoran cukup termahsyur dan dikenal banyak orang. Maklum, bandara itu adalah yang pertama dimiliki oleh negeri ini yang disesaki oleh pesawat Garuda yang masih berwarna merah. Jauh sebelum Bandara Soekarno Hatta dibangun, bandara berkode KMO itu bahkan lebih dulu terkenal ketimbang Bandara Changi kebanggaan Singapura. Padahal dahulu, Bandara ini sempat menjadi bagian dari komik Tintin. Tintin adalah karya komikus Belgia, Georges Remi yang dikenal dengan nama Herge. Di dalam komik Tintin yang berjudul "Flight 714", diceritakan tentang Tintin dan kawan-kawannya yang mendarat di Bandara Kemayoran dalam perjalanan menuju Sidney, Australia.



Liar dan tak terurus. Seperti itulah kondisi terkini bekas Bandara Kemayoran, khususnya di lokasi menara kontrol lalu lintas udara. Lapangan yang dulunya menjadi area pesawat berlabuh, kini tertutup ilalang, penuh pohon-pohon liar, semak belukar dan ular. Kondisi dua menara kontrol itu juga sudah sangat tidak prima. Meski sudah dicat kembali, bagian dalam bangunan ini tampak tua, kotor, dan berbahaya. Ironisnya, pemandangan "sumuk" itu terlihat sangat kontras dengan gedung Jakarta International Expo (JIExpo) di seberangnya.

Dari catatan sejarah, Bandara Kemayoran dibangun oleh Belanda pada tahun 1938. Kemudian ketika Indonesia merdeka, bandara ini dijadikan bandara internasional pertama di negara ini. Setelah itu, selama tahun 1945 hingga 1964, pengelolaan bandara di bawah tanggung jawab Jawatan Penerbangan Sipil. Selanjutnya, dari 1964 sampai dengan 1985, Bandara Kemayoran diserahkan dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan dialihkan kepada Perum Angkasa Pura. Bandara yang pada masa kejayaannya dieja dengan nama Kemajoran (Djakarta) International Airport itu bahkan disebut-sebut dalam salah satu literatur terpenting dalam budaya populer. Aset tetap bandara tersebut berupa tanah seluas 418,9 hektar. Namun predikat sebagai bandara internasional, tidak lagi dimiliki oleh Bandara Kemayoran, sejak kehadiran bandara internasional yang baru di kawasan Cengkareng.


Kemudian pada tahun 1985, bandara internasional pindah ke Cengkareng, yang sekarang adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dan bekas bandara internasional Kemayoran ini diserahkan kepada negara, dalam hal ini kepada Menteri Sekretaris Negara. Menteri Sekretaris Negara kemudian membentuk Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK) berdasarkan Keppres No. 53 Tahun 1985 tertanggal 17 Juni 1985.

Bandara Kemayoran sempat menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah nasional Indonesia. lokasi ini pernah berperan penting dalam hubungan bilateral, multilateral, dan kedirgantaraan Indonesia. Sekarang, lokasi ini terutama Tower-nya tampak ditinggalkan begitu saja. Generasi yang lahir setelah 1990-an hanya mengenal Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng sebagai satu-satunya bandara termegah di Jakarta. Padahal, jauh sebelum bandara tersebut resmi beroperasi, Indonesia sudah memiliki bandara bertaraf internasional, meskipun kapasitasnya jauh di bawah Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Bagi para senior dunia penerbangan, Kemayoran menjadi bagian sejarah hidup yang tidak terlupakan. Hiruk pikuk pesawat yang mendarat dan tinggal landas menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan. Termasuk kepadatan Jalan angkasa, yang menjadi jalan arteri keluar masuk Bandara Kemayoran dahulu. Apalagi bagi para senior Air Traffic Controller, Tower Bandara Kemayoran menyimpan berbagai kenangan yang tidak akan lekang oleh waktu. Begitu banyak suka-duka dan nostalgia yang tersimpan disana. Tower Bandara Kemayoran bukan sekedar tempat bekerja, tetapi juga menjadi awal dari karier mereka selanjutnya. 


Sekarang tinggal bagaimana mengusahakan agar Bandara Kemayoran yang bersejarah ini tidak digusur karena alasan kepentingan ekonomi. Sebenarnya Pemerintah DKI sudah jelas menhyatakan bahwa Bandara Kemayoran ini adalah cagar budaya yang harus dilestarikan. Melalui tulisan ini tersirat harapan agar para pihak yang berwenang mempunyai waktu dan perhatian yang cukup, untuk memperhatikan dengan seksama warisan cagar budaya yang sangat vital pada jamannya. 
 

Sample text

Sample Text

Sample Text