Penundaan penerbangan yang sering dialami penumpang
selama ini biasanya disebabkan faktor cuaca atau teknik. Uniknya, saat
penumpang sudah duduk manis di kursi kabin pun, sering kali pesawat tak
kunjung terbang. Dalam suasana seperti itu hanya pramugari yang
mondar-mandir di kabin dan ground staff yang naik turun ke dan dari
pesawat. Mereka menyibukkan diri dengan mendata jumlah penumpang atau
sekadar menunggu penumpang lain.
Menurut seorang narasumber, saat ini ada istilah
penundaan penerbangan yang direncanakan. Maskapai sengaja mengulur waktu
dari jadwal semula agar dapat terbang pada “golden time”. Dengan demikian akan terjadi penumpukan pada jam
tertentu. Misalnya, maskapai A sesuai jadwal terbang pada pukul 09.15,
namun akhirnya harus terbang pada pukul 10.00. Sementara, pada pukul
10.00-11.00 terdapat pergerakan 70 pesawat, otomatis pesawat milik
operator A akan menambah frekuensi sehingga menjadi 71. “Itu baru satu pesawat dan satu rute, jika satu
maskapai dengan lima pesawat, maka sudah menjadi 76. Bahkan jika
ditambah dengan empat operator lain dengan penundaan empat pesawatnya,
maka di waktu itu bisa terjadi 92 pergerakan,” paparnya.
Tahukan Anda, satu pesawat itu digunakan untuk
menerbangi empat-enam rute yang disebut leg (sektor). Misalnya, 6 leg,
Jakarta – Yogyakarta – Jakarta – Palangkaraya – Jakarta – Surabaya –
Jakarta. Dalam kasus tersebut, menurut sumber tadi, jika di
Jakarta saja sudah delay, maka akan beruntun ke sektor-sektor
berikutnya. Jika dari Soekarno-Hatta delay 45 menit, maka pergerakan
pesawat pun mundur 40 menit. Belum ditambah dengan faktor-faktor lain
seperti cuaca atau teknik.
“Pada saat si pesawat tersebut akan masuk Cengkareng
pun juga delay, waktu kedatangan tidak tepat, selain penundaan dari
awal, juga harus menunggu landasan pacu kosong. Dalam situasi seperti
itu, Anda akan merasakan pesawat terkadang berputar terlebih dulu,”
jelasnya.
Padatnya lalu lintas penerbangan yang kian memuncak,
akan berimbas pada masalah delay. Dari segi infrastruktur, apakah sudah
seimbang antara jumlah pesawat dengan kapasitas landasan pacu? AirNav Indonesia telah melakukan perhitungan bahwa
runway capacity Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah 64
pergerakan, mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.
Untuk pukul 23.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB hanya
akan dilayani dengan total 32 pergerakan saja. Hal tersebut disebabkan
pada pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00 ada penutupan satu runway
untuk kegiatan pemeliharaan.
Keputusan tersebut dibuat berdasarkan surat General
Manager JATSC Nomor: JATSC.577/OPS/VIII/2013GM Tanggal 16 Agustus 2013
perihal runway capacity. Surat itu dikeluarkan guna meningkatkan
safety, efektivitas dan efisiensi pelayanan lalu lintas penerbangan di
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan demikian, maskapai yang mengajukan jadwal
penerbangan harus mengikuti aturan tersebut. Jika kapasitas sudah
penuh, tentunya tidak akan ada lagi penambahan di jam tersebut.
Narasumber tersebut berkomentar, setiap perusahaan
yang akan menambah slot penerbangan harus dijadwal lain jika sudah ada
64 kapasitas pada pukul 05.00-23.00. “Wajar jika penerbangan ke Indonesia Timur dilakukan
antara pukul 23.00-05.00 karena sampai di sana masih pagi. Jadi, aneh
juga jika maskapai mengajukan penerbangan di atas pukul 23.00 seperti ke
Yogya misalnya, mau mengangkut apa?” katanya.
Tabel dan jumlah slot pada naskah ini menggambarkan
penentuan pergerakan pesawat berdasarkan periode waktunya. Untuk yang
berlatar merah artinya periode yang padat, maskapai sudah tidak dapat
membuka jadwal di area tersebut. Untuk total slot dengan latar biru,
puncaknya yang sering terjadi delay. Ini merupakan waktu yang banyak
diperebutkan maskapai. “Airlines akan berusaha memilih di periode peak
hours (golden time), jika penundaan yang direncanakan, waktunya bisa
maju atau bisa mundur,” kata nara sumber.
Misalnya, maskapai yang seharusnya terbang pada
pukul 05.00-05.55 (12.00-12.55 waktu lokal) karena alasan lain dapat
mundur di 06.00-05.55 (13.00-13.55 waktu lokal), tentunya berakibat
molor di pergerakan berikutnya. Sebaliknya, jika operator yang menurut jadwal
terbang pada pukul 13.00-13.55 (20.00-20.55 waktu lokal) dapat mengatur
lebih maju ke pukul 12.00-12.55 (19.00-19.55), sehingga akan menambah
pergerakan di area 12.00-12.55.